Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan
Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuk kepribadian
utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain Pendidikan Islam
merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian muslim. kepribadian
yg memiliki nilai-nilai agama Islam memilih dan memutuskan serta berbuat
berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dgn nilai-nilai
Islam.
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yg bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yg bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikan adl mewujudkan tujuan ajaran Allah (Djamaluddin 1999: 9).
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yg bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yg bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikan adl mewujudkan tujuan ajaran Allah (Djamaluddin 1999: 9).
1.
Menurut Hasan Langgulung yg
dikutip oleh Djamaluddin (1999) Pendidikan Islam ialah pendidikan yg memiliki
empat macam fungsi yaitu :
2.
Menyiapkan generasi muda
utk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yg akan
datang. Peranan ini berkaitan erat dgn kelanjutan hidup masyarakat sendiri.
3.
Memindahkan ilmu
pengetahuan yg bersangkutan dgn peranan-peranan tersebut dari generasi tua
kepada generasi muda.
4.
Memindahkan nilai-nilai yg
bertujuan utk memilihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yg menjadi syarat
mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.
5.
Mendidik anak agar beramal
di dunia ini utk memetik hasil di akhirat.
An-Naquib
Al-Atas yg dikutip oleh Ali mengatakan pendidikan Islam ialah usaha yg
dialakukan pendidik terhadap anak didik utk pengenalan dan pengakuan
tempat-tempat yg benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga
membimbing kearah pengenalan dan pengakuan akan tempat Tuhan yg tepat di dalam
tatanan wujud dan keberadaan (1999: 10 ).
Adapun
Mukhtar Bukhari yg dikutip oleh Halim Soebahar mengatakan pendidikan Ialam adl
seganap kegiatan yg dilakukan seseorang atau suatu lembag` utk menanamkan
nilai-nilai Islam dalam diri sejumlah siswa dan keseluruhan lembaga-lembaga
pendidikan yg mendasarkan program pendidikan atau pandangan dan nilai-nilai
Islam (2002: 12).
Pendidikan Islam adl jenis
pendidikan yg pendirian dan penyelenggaraan didorong oleh hasrat dan semangat
cita-cita utk mengejewantahkan nilai-nilai Islam baik yg tercermin dalam nama
lembaga maupun dalam kegiatan-kegiatan yg diselenggarakan (Soebahar 2002: 13).
Kendati
dalam peta pemikiran Islam upaya menghubungkan Islam dgn pendidikan masih
diwarnai banyak perdebatan namun yg pasti relasi Islam dgn pendidikan bagaikan
dua sisi mata uang mereka sejak awal mempunyai hubungan filosofis yg sangat
mendasar baik secara ontologis epistimologis maupun aksiologis.
Yang
dimaksud dgn pendidikan Islam disini adl : pertama ia
merupakan suatu upaya atau proses yg dilakukan secara sadar dan terencana
membantu peserta didik melalui pembinaan asuhan bimbingan dan pengembangan
potensi mereka secara optimal agar nanti dapat memahami menghayati dan
mengamalkan ajaran islam sebagai keyakinan dan pandangan hidup demi keselamatan
di dunia dan akherat. Keduamerupakan usaha yg sistimatis pragmatis
dan metodologis dalam membimbing anak didik atau tiap individu dalam memahami
menghayati dan mengamalkan ajaran islam secara utuh demi terbentuk kepribadian
yg utama menurut ukuran islam. Dan ketiga merupakan segala
upaya pembinaan dan pengembangan potensi anak didik utk diarahkan mengikuti
jalan yg islami demi memperoleh keutamaan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di
akherat.
Menurut
Fadlil Al-Jamali yg dikutip oleh Muzayyin Arifin pendidikan Islam adl proses yg
mengarahkan manusia kepada kehidupan yg baik dan mengangkat derajat kemanusiaan
sesuai dgn kemampuan dasar (fitroh) dan kemampuan ajar (2003: 18).
Maka dgn demikian pendidikan Islam dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan Islam sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia baik dari aspek rohaniah jasmaniah dan juga harus berlangsung secara hirarkis. oleh krn itu pendidikan Islam merupakan suatu proses kematangan perkembangan atau pertumbuhan baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses kearah tujuan transformatif dan inovatif.
Maka dgn demikian pendidikan Islam dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan Islam sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia baik dari aspek rohaniah jasmaniah dan juga harus berlangsung secara hirarkis. oleh krn itu pendidikan Islam merupakan suatu proses kematangan perkembangan atau pertumbuhan baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses kearah tujuan transformatif dan inovatif.
Pendidikan
islam sebagaimana rumusan diatas menurut Abd Halim
Subahar ( 1992 : 64) memiliki beberapa prinsip yg membedakan dgn pendidikan
lain Prinsip Pendidikan islam antara lain :
a.
Prinsip tauhid
b.
Prinsip Integrasi
c.
Prinsip Keseimbangan
d.
Prinsip persamaan
e.
Prinsip pendidikan seumur
hidup dan
f.
Prinsip keutamaan.
Sedangkan tujuan
pendidikan islam dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Untuk membentuk akhlakul
karimah.
Membantu
peserta didik dalam mengembangkan kognisi afeksi dan psikomotori guna memahami
menghayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai pedoman hidup sekaligus sebagai
kontrol terhadap pola fikir pola laku dan sikap mental.
Membantu
peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin dangan membentuk mereka
menjadi manusia beriman bertaqwa berakhlak mulia memiliki pengetahuan dan
keterampilan berkepribadian integratif mandiri dan menyadari sepenuh peranan
dan tanggung jawab diri di muka bumi ini sebagai abdulloh dan kholifatulloh.
Dengan
demikian sesungguh pendidikan islam tak saja fokus padaeducation for the
brain tetapi juga pada education for the heart. Dalam
pandangan islam krn salah satu misi utama pendidikan islam adl dalam rangka
membantu peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin maka ia harus
seimbang sebab bila ia hanya focus pada pengembangan kreatifiats rasional
semata tanpa diimbangi oleh kecerdasan emosional maka manusia tak akan dapat
menikmati nilai kemajuan itu sendiri bahkan yg terjadi adl demartabatisasi yg
menyebabkan manusia kehilangan identitas dan mengalami kegersangan psikologis
dia hanya meraksasa dalam tehnik tapi merayap dalam etik.
Demikian
pula pendidikan islam mesti bersifat integralitik arti ia harus memandang
manusia sebagai satu kesatuan utuh kesatuan jasmani rohani kesatuan intelektual
emosional dan spiritual kesatuan pribadi dan sosial dan kesatuan dalam
melangsungkan mempertahankan dan mengembangkan hidup dan kehidupannya.
2.
Dasar-Dasar Pendidikan
Islam
Dalam
tiap aktivitas manusia sebagai instrumen transformasi ilmu pengetahuan budaya
dan sebagai agen perubahan sosial pendidikan memerlukan satu landasan
fundamental atau basik yg kuat. Adapaun dasar yg di maksud adl dasar pendidikan
Islam suatu totalitas pendidikan yg wajib bersandar pada landasan dasar
sebagaimana yg akan dibahas dalam bagian berikut ini.
Pendidikan
Islam baik sebagai konsep maupun sebagai aktivitas yg bergaerak dalam rangka
pembinaan kepribadian yg utuh paripurna atau syumun memerlukan suatu dasar yg
kokoh. kajian tentang pendidikan Islam tak lepas dari landasan yg terkait dgn
sumber ajaran Islam yaitu :
a. Al-Qur’an
Al-Qur’an
ialah firman Allah berupa wahyu yg disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad
SAW. Di dalam terkandung ajaran pokok yg dapat dikembangkan utk keperluan aspek
kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yg terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri
dari dua prinsip besar yaitu yg berhubungan dgn masalah keimanan yg disebut
aqidah dan yg berhubungan dgn amal disebut syari’ah. Oleh krn itu pendidikan Islam
harus menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber dalam merumuskan berbagai teori
tentang pendidikan Islam sesuai dgn perubahan dan pembaharuan (Darajat 2000:
19).
b. As-Sunnah
As-Sunnah
ialah perkataan perbuatan ataupun pengakuan rasul. Yang di maksud dgn pengakuan
itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yg diketahui oleh Rasulullah dan
beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan
sumber ajaran kedua sesudah Al-Qur’an yg juga sama berisi pedoman utk
kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspek utk membina umat menjadi manusia
seutuh atau muslim yg bertaqwa. Untuk itulah rasul Allah menjadi guru dan
pendidik utama.
Maka dari pada itu Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim dan selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebab mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahami termasuk yg berkaitan dgn pendidikan. As-Sunnah juga berfungsi sebagai penjelasan terhadap beberapa pembenaran dan mendesak utk segara ditampilkan yaitu :
Maka dari pada itu Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim dan selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebab mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahami termasuk yg berkaitan dgn pendidikan. As-Sunnah juga berfungsi sebagai penjelasan terhadap beberapa pembenaran dan mendesak utk segara ditampilkan yaitu :
Menerangkan ayat-ayat
Al-Qur’an yg bersifat umum
Sunnah mengkhitmati Al-Qur’an.
c. Ijtihad
Ijtihad
adl istilah para fuqoha yaitu berfikir dgn menggunakan seluruh ilmu yg dimiliki
oleh ilmuan syari’at Islam utk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum syara’
dalam hal-hal yg ternyata belum ditegaskan hukum oleh Al-Qur’an dan Sunnah.
Namun dgn demikian ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek
kehidupan termasuk aspek pendidikan tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan
Sunnah.
Oleh krn
itu ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum Islam yg sangat
dibutuhkan sepanjang masa setelah rasul Allah wafat. Sasaran ijtihad ialah
segala sesuatu yg diperlukan dalam kehidupan yg senantiasa berkembang. Ijtihad
dalam bidang pendidikan sejalan dgn perkembangan zaman yg semakin maju bukan
saja dibidang materi atau isi melainkan juga dibidang sistem.
Secara
substansial ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Qur’an dan
Sunnah yg diolah oleh akal yg sehat dari para ahli pendidikan Islam.
d. Al-Kaun
Maksud
Allah menurunkan ayat kauniyah tersebut yaitu utk mempermudah pemahaman manusia
terhadap lingkungan sekitar sehingga dapat mengakui kebesaran seperti yg
terdapat dalam Al-Qur’an surat Ar- Ra’du ayat 3 yg berbunyi : Arti : “Dialah
Tuhan yg mmembentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung sungai-sungai
padanya. Dia menjadikan pada buah-buahan berpasang-pasangan. Allah jualah yg menutup
malam kepada siang sesungguh pada yg demikian itu terdapat tanda-tanda
kebesaran Allah bagi kaum yg berfikir” (Depag RI 1992: 368).
Berdasarkan
firman Allah di atas bahwa tiap orang berfikir harus mengakui kebesaran Allah
dan hal ini relevan utk dijadikan dasar dalam pendidikan Islam.
3.
Unsur-Unsur Pendidikan
Islam
Dalam
implementasi fungsi pendidikan Islam sangat memperhatikan aspek yg mendukung
atau unsur yg turut mendukung terhadap tercapai tujuan dari pendidikan Islam.
Adapun aspek atau unsur-unsur tersebut adl :
a. Tujuan Pendidikan Islam
Menurut
Fadlil Aljamali yg dikutip oleh Abdul Halim Soebahar sebagai berikut: Pertama mengenalkan
manusia akan peran diantara sesama (makhluk) dan tanggung jawab pribadinya. Kedua mengenalkan
manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawab dalam tata hidup
bermasyarakat. Ketiga mengenalkan manusia akan alam ini dan
mengajak mereka utk mengetahui hikmah diciptakan serta memberi kemungkinan utk
mengambil manfaat dari alam tersebut. Keempat mengenalkan
manusia akan pencipta alam ini (Allah) dan memerintahkan beribadah kepada-Nya
(2002: 19-20).
Tujuan
pendidikan Islam adl tercapai pengajaran pengalaman pembiasaan penghayatan dan
keyakinan akan kebenarannya. Sedangkan menurut Zakiyah Dzarajat tujuan
pendidikan Islam yaitu membentuk insan kamil dgn pola taqwa dapat mengalami
perubahan bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Oleh krn
itulah tujuan pendidikan Islam itu berlaku selama hidup utk menumbuhkan memupuk
mengembangkan memelihara dan mempertahankan (2000: 31).
Hal yg
sama pula tujuan pendidikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah : Arinya:
“Wahai orang-orang yg beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dgn sebenar-benar
taqwa; dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (QS. 3 Ali-Imron:
102).
Sedangkan menurut Ahmad D Marimba yg dikutip oleh Halim Soebahar menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adl terbentuk muslim. Dan menurut bahwa tujuan demikian identik dgn tujuan hidup tiap muslim. Adapun tujuan hidup seorang muslim adl menghamba kepada Allah yg berkaitan dgn firman Allah Surat Dzariat 56 yg berbunyi : Artinya: “Dan aku (Allah) tak menjadikan jin dan manusia melainkan utk meyembah-Ku”.
Sedangkan menurut Ahmad D Marimba yg dikutip oleh Halim Soebahar menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adl terbentuk muslim. Dan menurut bahwa tujuan demikian identik dgn tujuan hidup tiap muslim. Adapun tujuan hidup seorang muslim adl menghamba kepada Allah yg berkaitan dgn firman Allah Surat Dzariat 56 yg berbunyi : Artinya: “Dan aku (Allah) tak menjadikan jin dan manusia melainkan utk meyembah-Ku”.
Dan masih
banyak beberapa deskripsi yg membahas tentang tujuan pendidikan Islam seperti
konfrensi pendidikan di Islamabat tahun 1980 bahwa pendidikan harus
merealisasikan cita-cita (idealitas) Islam yg mencakup pengembangan kepribadian
muslim secara meyeluruh yg harmonis yg berdasarkan fisiologis dan psikologis
maupun yg mengacu kepada keimanan dan sekaligus berilmu pengetahuan secara
berkeseimbangan sehingga terbentuklah muslim yg paripurna berjiwa tawakkal
secara total kepada Allah sebagaimana firman Allah Surat Al-An’am Ayat 162:
Artinya:
“Katakanlah sesungguh sholatku ibadahku hidup dan matiku hanya bagi Allah tuhan
semesta alam”. Imam Al-Ghazali mengatakan tujuan penddikan Islam adl utk
mencapai kesempurnaan manusia yg mendekatkan diri kepada Allah dan bertujuan
meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. (Langgulung 1990: 9).
Maka dari
pada itu tujuan pendidikan Islam dirumusk`n dalam nilai-nilai filosofis yg
termuat dalam filsafat pendidikan Islam. Seperti hal dasar pendidikan maka
tujuan pendidikan Islam juga identik dgn tujuan Islam itu sendiri. Sedanagkan
Muhammad Umar Altomi Al-Zaibani yg dikutip oleh Djalaluddin mengatakan tujuan
pendidikan Islam adl utk mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlak
ul karimah. Tujuan ini sama dan sebangun dgn tujuan yg akan dicapai oleh misi
kerasulann yaitu “membimbing manusia agar berakhlak mulia”. (2001: 90).
Maka dgn
demikian tujuan pendidikan Islam yg berdasarkan deskripsi di atas ialah
menanamkan makrifat (kesadaran) dalam diri manusia terhadap diri sendiri selaku
hamba Allah kesadaran selaku anggota masyarakat yg harus meiliki rasa tanggung
jawab sosial terhadap pembinaan masyarakat serta menanamkan kemampuan manusia
utk menolak memanfaatkan alam sekitar sebagai ciptaan Allah bagi kepentingan
kesejahteraan manusia dan kegiatan ibadah kepada pencipta alam itu sendiri.
Telah
kita ketahui bahwa dasar tujuan pendidikan ditiap-tiap negara itu tak selalu
tetap sepanjang masa melainkan sering mengalami perubahan atau pergantian
sesuai dgn perkembangan zaman. Perumbakan itu biasa akibat dari pertentangan
pendirian atau ideologi yg ada di dalam masyarakat itu. Hal ini kerap kali
terjadi lebih-lebih di negara yg belum stabil kehidupan politik krn mereka yg
bertentangan itu sadar bahwa pendidikan memegang peranan penting sebagai
generasi bangsa.
Sama hal
dgn tujuan pendidikan di Indonesia juga selalu berubah-rubah dikarenakan
kondisi dan situasi politik tak stabil. Hal ini dibuktikan mulai tahun 1946
sampai pada saat sekarang. Dengan demikian tujuan pendidikan itu tak berdiri
sendiri melainkan dirumuskan atas dasar hidup bangsa dan cita-cita negara
dimana pendidikan itu dilaksanakan. Sikap hidup itu dilandasi oleh norma-norma
yg berlaku bagi semua warga negara.
Oleh krn
itu sebelum seseorang melaksanakan tugas kependidikan terlebih dahulu harus
memahami falsafah negara supaya norma yg melandasi hidup bernegara itu
tercermin dari tindakan agar pendidikan yg diarahkan kepada pembentukan sikap posisi
pada peserta didik hendak diperhitungkan pula bahwa manusia muda (peserta
didik) itu tak hidup tersendiri di dunia ini. (Uhbiyati dkk2001:135-139)
b. Subjek Pendidikan.
Subjek
pendidikan adl orang yg berkenaan langsung dgn proses pendidikan dalam hal ini
pendidik dan peserta didik. Peserta didik yaitu pihak yg merupakan sabjek
terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan atau tindakan pendidik itu
diadakan atau dilakukan hanyalah utk membawa anak didik kepada tujuan
pendidikan Islam yg dicita-citakan. Dalam PPRI No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa yg dimaksud dgn peserta didik
ialah anggota masyarakat yg berusaha menyumbangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yg tersedia pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu (PPRI
2005: 12)
Pendidik
atau guru secara implisit ia telah merelakan diri dan mdmikul dan menerima
sebagai tanggung jawab pendidikan yg terpikul dipundak pada oranag tua.
(Dzarajat 2000: 39)
Maka dgn demikian subjek pendidikan Islam yaitu semua manusia yg berproses dalam dunia pendidikan baik formal informal maupunn nonformal yg sama-sama mempunyai tujuan demi pengembangan kepribadiannya. Sehingga menjadi insan yg mempunyai kesadaran penuh kepada sang pencipta.
Maka dgn demikian subjek pendidikan Islam yaitu semua manusia yg berproses dalam dunia pendidikan baik formal informal maupunn nonformal yg sama-sama mempunyai tujuan demi pengembangan kepribadiannya. Sehingga menjadi insan yg mempunyai kesadaran penuh kepada sang pencipta.
4.
Kurikulum dan Materi.
Hal
penting yg perlu diketahui dalam proses belajar mengajar atau proses
kependidikan dalam suatu lembaga adl kurikulum (Arifin 2003: 77).
Menurut
Soedijarto yg dikutip Khoiron Rosyadi mengartikan kurikulum dgn lima tingkatan
yaitu : Pertama sebagai serangkaian tujuan yg menggambarkan
berbagai kemapuan (pengetahuan dan keterampilan) nilai dan sikap yg harus
dikuasi dan dimiliki oleh peserta didik dari suatu satuan pendidikan; Kedua sebagai
kerangka materi yg memberikan gambaran tentang bidang-bidang study yg harus
dipelajari oleh peserta didik utk menguasai serangkaian kemampuan nilai dan
sikap yg secara institusional harus dikuasi oleh peserta didik setelah selesai
dgn pendidikannya; Ketiga diartikan sebagai garis besar materi
dari suatu bidang study yg telah dipilih utk dijadikan objek belajar. Keempat adalah
sebagai panduan dan buku pelajaran yg disusun utk menunjang terjadi proses
belajar mengajar; Kelima adalah sebagai bentuk dan jenis
kegiatan belajar mengajar yg dialami oleh para pelajar termasuk di dalam
berbagai jenis bentuk dan frekuensi evaluasi yg digunakan sebagai bagian
terpadu dari strategi belajar mengajar yg direncanakan utk dialami para
pelajar. (2004:243-244)
Oleh karena itu kurikulum menggambarkan kegiatan belajar mengajar dalam suatu lembaga kependidikan tak hanya dijabarkan serangkai ilmu pengetahuan yg harus diajarkan pendidik kepada anak didik dan anak didik mempelajarinya. Tetapi juga segala kegiatan yg bersifat kependidikan yg dipandanag perlu krn mempunyai pengaruh terhadap anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Adapun pengertian kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa latin (suatu jarak yg harus ditempuh dalam pertandingan olahraga) kemudian yg dialihkan kedalam pengertian pendidikan menjadi suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid terlibat didalamnya. Dan secara termenologi adl menunjukkan tentang segala mata pelajaran yg dipelajarai dan juga semua pengalamam yg harus diperoleh serta semua kegiatan yg harus dilaktkan anak.
Oleh karena itu kurikulum menggambarkan kegiatan belajar mengajar dalam suatu lembaga kependidikan tak hanya dijabarkan serangkai ilmu pengetahuan yg harus diajarkan pendidik kepada anak didik dan anak didik mempelajarinya. Tetapi juga segala kegiatan yg bersifat kependidikan yg dipandanag perlu krn mempunyai pengaruh terhadap anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Adapun pengertian kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa latin (suatu jarak yg harus ditempuh dalam pertandingan olahraga) kemudian yg dialihkan kedalam pengertian pendidikan menjadi suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid terlibat didalamnya. Dan secara termenologi adl menunjukkan tentang segala mata pelajaran yg dipelajarai dan juga semua pengalamam yg harus diperoleh serta semua kegiatan yg harus dilaktkan anak.
Adapun yg
dimaksud dgn materi yaitu bahan-bahan atau pengalaman belajar ilmu agama Islam
yg disusun sedemikian rupa atau disampaikan kepada anak didik.(Uhbiyati
2003:14)
Materi dan kurikulum memiliki keterkaitan atau depadensi yg sangat erat mengingat meteri merupakan integral dari kurikulum dan pencapaian materi secara sistematis diatur dari kurikulum yg ada.
Materi dan kurikulum memiliki keterkaitan atau depadensi yg sangat erat mengingat meteri merupakan integral dari kurikulum dan pencapaian materi secara sistematis diatur dari kurikulum yg ada.
5.
Metode Media dan Evaluasi.
Metode
merupakan instrumen dan dipergunakan utk mencapai tujuan pendidikan atau alat
yg mempunyai fungsi ganda yaitu yg bersifat polipragmatis dan monopragmatis. Oleh
krn itu metode dalam pengertian litter lijk kata “metode” berasal dari bahasa
grek yg terdiri dari meta yg berarti “melalui” dan hodos yg berarti “jalan”.
Jadi metode berarti “jalan yg dilalui”. Maka secara umum metode diartikan
sebagai cara mengerjakan sesuatu cara itu mungkin baik mungkin tak baik. atau
metode juag dapat diartikan sebagai cara utk mempermudah pemberian pemahaman
kepada anak didik mengenai bahan atau materi yg diajarkan. (Arifin 2003: 89)
Media
menurut gerlach dan Eli sebagaimana dikutip Azhar Arsyad mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adl manusia materi atau kejadian yg
membangun kondisi yg membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan keterampilan
atau sikap (1996: 1)
Jadi
media merupakan sarana utk mempermudah pemberian pemahaman kepada peserta
didik. Evaluasi adl suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan
penafsiran informasi utk menilai keputusan-keputusan yg dibuat dalam merancang
suatu sistem pengajaran atau yg dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adl
merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku peserta didik
berdasarkan standar perhitungan yg bersifat komprehensif dari seluruh
aspek-aspek kehidupan mental psikologis dan spritual religius krn manusia hasil
pendidikan Islam bukan saja sosok pribadi yg tak hanya bersikap religius
melainkan juga berilmu dan berketarampilan yg sanggup beramal dan berbakti
kepada Tuhan dan masyarakatnya. (Arifin 2000: 238)
Dalam rangka menilai keberhasilan pendidikan evaluasi penting utk dilaksanakan krn sebagai pijakan dalam merumuskan program-program pendidikan yg akan datang.
Dalam rangka menilai keberhasilan pendidikan evaluasi penting utk dilaksanakan krn sebagai pijakan dalam merumuskan program-program pendidikan yg akan datang.
6.
Lingkungan
Lingkungan
ialah sesuatu yg berada diluar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya.
Lingkungan sendiri dibagi tiga macam yg keseluruhan mendukung terhadap proses
implementasi pendidikan Islam misal masyarakat sekolah dan keluarga. Dalam arti
yg luas lingkungan mencakup iklim dan geografis tempat tinggal adat istiadat
pengetahuan pendidikan dan alam. Oleh krn itu dgn kata lain lingkungan ialah
segala sesuatu yg tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yg senantiasa
berkembang. (Daradjat 2000: 63)
Jadi
lingkungan mempunyai andil yg sangat signifikan dalam pembentukan sikap dan
prilaku yg pada akhir akan membentuk sebuah kepribadian yg sempurna.
0 komentar:
Posting Komentar